Rasa
kehilangan adalah hal yang tidak bisa dielakan lagi. Cepat atau lambat
rasa itu akan hinggap dan tak terelakan. Rasa kehilangan itu bisa
diakibatkan oleh kepergian atau bahkan kematian seseorang yang kita
kenal dan atau kagumi. Contohnya hal yang terjadi pada saat kematian
Michael Jackson. Kematiannya membuat jutaan penggemar berkabung.
Kemudian kematian ‘Lady
Di’, Putri Diana, mantan istri dari Pangeran Charles, pewaris tahta
Inggris. Beberapa orang dunia merasa kehilangan karena perbuatan dan
sumbangan mereka terhadap gejolak sosial, ekonomi, dan kemanusian.
Berikut uniknya.com merangkum 5 tokoh yang berjasa terhadap gerakan
kemanusiaan dan kebudayaan di dunia:
1.Kematian Buddy Holy
Charles Hardin Holley, lahir di Lubbock, Texas, Amerika Serikat, pada 7
September 1936. Ia lebih dikenal sebagai Buddy Holly, seorang penyanyi
sekaligus pencipta lagu dan perintis musik rock and roll.
Perubahan ejaan namanya dari “Holley” menjadi “Holly” disebabkan
kesalahan tulis pada kontrak rekaman. Ia tewas terlalu muda, dalam
sebuah kecelakaan pesawat di usia 22 tahun, 3 Februari 1959.
Ia
telah membuat beberapa karya yang menakjubkan untuk musisi seusianya.
Selain itu ia menginspirasi gaya dan suara generasi musisi di
setelahnya. Dengan memadukan, unsur musik blues dan folk ke dalam bentuk
awal rock and roll yang belum akrab dan unik, memikirkan apa
jenis transformasi yang mungkin ia buat seandainya ia masih diberi
kesempatan hidup. Musisi yang pernah membawakan lagu-lagu Buddy Holly di
antaranya adalah The Beatles, Billy Fury, Cliff Richard, The Rolling
Stones, John Lennon, Albert Hammond Jr., Linda Ronstadt, Humble Pie,
Peter & Gordon, Rush, Grateful Dead, Bruce Springsteen, James
Taylor, Blind Faith, Don McLean, John Mellencamp, Meat Loaf , Pearl Jam, dan The Knack.
Kehidupan Holly yang dramatis diangkat ke dalam sebuah film berjudul ‘The Buddy Holly Story’
dengan bintang Gary Busey. Film ini menghasilkan nominasi Academy Award
untuk Busey, dan dijadikan drama musikal di gedung teater Broadway dan
West End. Pentas musikal Buddy – The Buddy Holly Story bertahan di West End selama 13 tahun.
2. Pembunuhan John Lennon
Pembunuhan John lennon merupakan kejadian yang tidak terduga,
mengejutkan dan mengerikan. John Lennon, seorang musisi rock Inggris
yang memperoleh perhatian dunia sebagai salah seorang pendiri The
Beatles, untuk karier solonya, dan aktifitas politiknya. The Dakota,
tanggal 8 Desember 1980. Saat itu Lennon baru saja kembali dari Record
Plant Studio dengan istrinya, Yoko Ono. Ia ditembak empat kali
(tembakan kelima meleset) oleh
Mark David Chapman di lorong pintu masuk gedung tempat ia menetap. Ia
telah dibunuh oleh seorang yang terganggu kejiwaannya.
Kematian John Lennon membuat banyak penggemarnya berkabung oleh kematiannya yang tragis itu. Dalam salah satu wawancara penting yang diterbitkan Playboy, Lennon mengatakan: “Saya tidak ingin mengenang masa lalu. Saya tidak memercayai yang sudah lewat. Saya hanya tertarik dengan apa yang saya lakukan sekarang.” John Lennon kemungkinan tidak ingin memikirkan masa lalu tetapi jika mengamati semua acara peringatan yang dilakukan, jutaan orang, 30 tahun setelah dia meninggal, masih sangat tertarik dengannya dan musiknya.
3. Pembunuhan Jhon F. Kennedy
JFK adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia menjadi
orang termuda yang dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat dan termuda
kedua setelah Theodore Roosevelt untuk jabatan presiden. Kennedy menjadi
presiden setelah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya
terhenti setelah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas
oleh terjangan peluru saat melakukan kunjungan ke Dallas (Texas)
pada 22 November 1963. Kennedy roboh saat mobil terbuka yang membawanya
melintas di kerumunan orang yang menyambut kunjungannya. Pada 25
November 1963, jenazahnya dimakamkan di Arlington, Washington, DC.
Sebanyak 800.000 orang ikut berkabung di jalanan Washington.
Kennedy adalah orang termuda yang terpilih sebagai presiden, presiden AS
pertama yang lahir di abad ke-20, dan juga presiden termuda yang
meninggal.
4. Pembunuhan Martin Luther King Jr
Pendeta Martin Luther King, Jr., Ph.D. lahir di Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat, 15 Januari 1929, ia adalah penerima Nobel Perdamaian,
pendeta Baptis dan aktivis HAM warga Afrika-Amerika.
Ia pun salah seorang pemimpin terpenting dalam sejarah AS dan dalam
sejarah non-kekerasan pada zaman modern, dan dianggap sebagai pahlawan,
pencipta perdamaian dan martir oleh banyak orang di seluruh dunia.
Memperjuangkan perubahan melalui pertukaran damai dan retorika yang
kuat, Kebencian dan rasisme yang dalam ayunan penuh pada tahun 60’an. King mempunyai andil yang besar beberapa Negara bagian untuk mencapai hak asasi manusia yang tegas.
King adalah seorang pendeta di Gereja Baptis Montgomery, Alabama yang berjuang melawan diskriminasi rasial. Pada tahun 1963, King memimpin demonstrasi pemboikotan bus di Birmingham. Pemboikotan itu dilakukannya tanpa menggunakan kekerasan. Ia mengikuti prinsip-prinsip Mahatma Gandhi yang melakukan perlawanan dengan menghindari kekerasan. Untuk beberapa tahun, ia membuat kesuksesan besar, tetapi secara berangsur-angsur orang-orang kulit hitam muda menjauhinya karena mereka tidak dapat menerima anti-kekerasannya. Sebaliknya, King tidak pernah berhenti dan meluaskan programnya.
King adalah seorang pendeta di Gereja Baptis Montgomery, Alabama yang berjuang melawan diskriminasi rasial. Pada tahun 1963, King memimpin demonstrasi pemboikotan bus di Birmingham. Pemboikotan itu dilakukannya tanpa menggunakan kekerasan. Ia mengikuti prinsip-prinsip Mahatma Gandhi yang melakukan perlawanan dengan menghindari kekerasan. Untuk beberapa tahun, ia membuat kesuksesan besar, tetapi secara berangsur-angsur orang-orang kulit hitam muda menjauhinya karena mereka tidak dapat menerima anti-kekerasannya. Sebaliknya, King tidak pernah berhenti dan meluaskan programnya.
Ia tidak hanya berjuang melawan diskriminasi orang-orang kulit hitam,
tetapi juga menentang tanah milik dan Perang Vietnam. Kebesaran King
terletak pada impian tinggi dan gaya spektakulernya sebagai seorang
pendeta. Pidatonya dengan judul “Saya memiliki sebuah impian” pada
parade berbarisnya ke Washington, DC (28 Agustus 1963) membuatnya
semakin terkenal. Ia dipuja dengan banyak gelar terhormat. Pada 1963, ia
menerima Penghargaan Perdamaian Nobel. Ia ditembak hingga meninggal
dunia ketika ia melakukan aksi di Memphis pada 4 April 1968. Guncangan
dari kematiannya menyebabkan banyak kerusuhan dan bentrokan di berbagai
kota di seluruh Amerika Serikat. Ia meninggal di Memphis, Tennessee,
Amerika Serikat, 4 April 1968 pada umur 39 tahun.
5. Pembunuhan Harvey Milk
Harvey Milk adalah anggota dewan legislatif (Supervisor of board) kota
San Francisco pada tahun 1978. Meski terang-terangan mengaku sebagai gay
pada masanya isu itu sangat sensitive. Dia terpilih sebagai anggota
legislatif pertama dari kalangan gay.
Setelah pindah dari New York tahun 1972, pria kelahiran 22 Mei 1930 ini
memilih tinggal di Distrik Castro, San Francisco, yang dikenal sebagai
kawasan kaum gay. Di distrik inilah Milk kemudian menemukan hasratnya
dalam kancah politik. Lalu tahun 1978, Milk menjadi pria gay pertama
yang terpilih sebagai anggota legislatif kota San Francisco. Selama
hidupnya, Milk banyak sekali menyoroti soal diskriminasi yang dialami
kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) Amerika. Dalam
acara “San Francisco Gay Freedom Day” tahun 1978, Milk membawakan sebuah
pidato terkenal yang disebut “Hope Speech“.
Harvey Milk menduduki posisinya hanya kurang lebih sepuluh bulan. Pada
tanggal 27 November 1978, Milk bersama Walikota San Francisco, George
Moscone, tewas ditembak oleh sesama anggota legislatif yang sakit hati,
Dan White.
Pada masa kampanye dan masa perjuangan menuntut kesamaan hak kaum LGBT
itu, Milk kenal baik dengan seorang fotografer yang juga terlibat dalam
kampanye pemilihan dirinya. Fotografer tersebut bernama Daniel
Nicoletta. Kisah hidupnya pun dijadikan film pada tahun 2008. Film Milk
yang aktor utamanya, Sean Penn, mendapatkan penghargaan aktor terbaik di
Oscar. Menceritakan tentang seorang tokoh Harvey Milk sebagai orang
aktivis yang berjuang untuk mendapatkan persamaan hak kaum homoseksual.
Tidak hanya bercerita tentang karirnya saja, tapi film ini menceritakan
tentang kehidupan pribadi seorang Harvey Milk. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar